Daily Life : Chapter 1 Berlari



istirahat pertama, aku sedang duduk sambil mengobrol bersama temanku Agung.

Saat sedang asik mengobrol, tiba-tiba ada yang mencoba menjewer telingaku seketika aku reflek menangkap tangan tersebut.

Aku berbalik menghadap orang itu dengan perasaan penuh emosi.

"!?"

Tapi ternyata orang yang mencoba menjewer telingaku adalah kepala sekolahku, betapa terkejutnya aku.

"A-ada apa ya pak?"

"Kamu ini baju di keluarin."

Setelahku perhatikan ternyata memang bajuku keluar karena celanaku yang mulai mengecil dan aku tidak ingin membeli celana baru karena sudah kelas 3 SMP.

Yang mana sebentar lagi lulus SMP dan masuk ke SMA kan sayang uangnya kalau di pake beli celana yang hanya tinggal di pakai beberapa kali lagi.

"Masukin bajumu trus pungut sampah disini!"

Aku memperhatikan memang banyak sampah di tempat yang di tunjuk pak kepsek.

Aku memasukan dan merapikan pakaianku, setelah itu aku berlari dari pak kepsek entah setan apa yang merasukiku.

Tiba-tiba saja ada dorongan yang membuatku ingin kabur dari kepsek.

Saat aku berlari aku melirik ke arah temanku agung dengan senyum penuh kemenangan.

Agung hanya menggeleng-gelengkan kepalanya, dengan tampang tidak percaya.

Setelah itu aku melirik ke arah pak kepsek dia hanya melihatku dengan wajah datar.

Aku berlari menuju ruang kelasku lalu ke tempat dudukku.

Kebetulan tempat dudukku berada di pojok belakang di samping jendela. Jendela ini menghadap ke koridor.

Aku memperhatikan keluar jendela, aku melihat pak kepsek melintas di koridor kelasku.

Tepat di pintu kelas dia berhenti, dan ternyata dia masuk ke dalam kelasku.

Teman-temanku yang berada di dalam kelas terkejut dan segera merapikan pakaian mereka. Yang dari awal pakaian mereka berantakan, tiba-tiba menjadi rapi.

Pak kepsek berada di depan pintu kelasku menatap dan memperhatikan seluruh orang di dalam kelasku.

Tatapannya berhenti padaku, dia pun langsung berjalan ke arahku.

Aku pun mengeluarkan keringat dingin dan berpikir 'apa yang sudah ku perbuat sampai dia mendatangiku?'.

Pak kepsek berada tepat di depanku seketika langsung menjewer telingaku dan menyeretku keluar kelas hingga berada di tengah lapangan.

Aku pun berteriak.

"IYA Pak!... IYA Pak!... Ini saya mau lakukan!"

Aku memperhatikan seluruh siswa di sekolahku menatapku.

Tidak heran aku jadi pusat perhatian karena aku saat ini sedamg di seret sambil di jewer hingga lapangan.

"Lakukan apa?"

"Mungut sampah."

Pak kepsek melepaskan belenggu tangannya dari telingaku, aku pun bernapas lega.

Setelah itu aku langsung memungut sampah dan pak kepsek memperhatikanku.

Setelah sampah di area itu bersih pak kepsek meninggalkanku.

Aku pun merasa malu dan seluruh siswa masih menatapku.

Yah itu adalah kejadian saat aku kelas 3 SMP. Betapa fatalnya kesalahan yang kulakukan itu.